BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang.
Guru merupakan
pendidik yang diserahi tugas untuk melayani pendidikan dalam suatu lembaga
pendidikan. Seorang pendidik atau guru haruslah memiliki kewibawaan atau
pengaruh positif normatifyang diberikan kepada anak didik agar murid dapat
mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Peran penting guru ini harus terus
dikembangkan oleh pihak-pihak yang terkait seperti kepala sekolah atau khususnya
supervisor melalui supervise pendidikan. Pembahasan dan pemahaman supervisi pendidikan secara lebih tuntas masih cukup jauh dari tuntunan teori dan
praktik. Hal ini dapat dipahami karena banyak berbagai
kendala yang dihadapi oleh supervisor.
Perkembangan
supervisi pendidikan terutama pada sekolah yang sudah maju, dapat telihat bahwa
peranan supervisor telah berkembang secara evolusi. Beberapa saat lalu hubungan
guru-guru dan supervisor sering bersifat tegang dan menghukum seperti sikap bos
terhadap bawahannya yang ditandai ditandai dengan menyuruh, mengatur,
menghakimi dan kadang-kadang dalam kunjungan mereka ke sekolah dapat memecat
atau memberhentikan guru. Namun seiring dengan kemajuan informasi dan
pendidikan, saat ini para supervisor berperan sebagai partner guru dan banyak
menghabiskan waktu mereka untuk membantu guru-guru mengembangkan diri mereka sebagai
pengajar dan bukan mengadili kemampuan guru. Usaha-usaha kelompok untuk bekerja sama
dimaksimalkan dan interaksi yang demokratis dilaksanakan.
- Topik Pembahasan
Makalah
ini membahas antara lain :
1.
Pengertian supervisi pendidikan
2.
Tujuan supervisi pendidikan
3.
Fungsi supervisi pendidikan
4.
Peran Supervisor dalam membina
guru
- Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk menambah wawasan seputar
peran supervisor dalam membantu tugas guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
BAB II
SUPERVISI PENDIDIKAN
- Pengertian Supervisi Pendidikan
Pada
dasarnya, rencana dan pelaksanaan merupakan satu kesatuan tindakan. Pengawasan
dilakukan untuk melihat sejauh mana hasil dicapai. Menurut Murdick, pengawasan
merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan (Fattah,
2004:101). Dalam menjalankan tugas sebagai pendidik, guru membutuhkan bantuan
orang lain untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam mewujudkan
tujuan pendidikan. Guru selalu berusaha memberi pengalaman belajar yang sesuai
dengan kebutuhan anak dan masyarakat yang sedang berkembang agar tujuan yang
diinginkan bersama dapat tercapai. Orang yang berfungsi membantu guru dalam hal
ini adalah kepala sekolah atau supervisor
yang setiap hari dapat langsung berhadapan dengan guru.
Adapun pengertian supervisi
pendidikan menurut beberapa pakar diantaranya:
- P Adam dan Frank G Dickey seperti yang dikutip oleh hindiyat soetopo, berpendapat bahwa supervisi pendidikan adalah program yang berencana untuk memperbaiki pelajaran. Program ini dapat berhasil apabila supervisor memiliki ketrampilan dan cara kerja yang efisien dalam kerjasama dengan guru dan petugas pendidikan lainnya.
- Menurut Kerney dan W Mantja, supervisi pendidikan adalah prosedur pemberian pengarahan dan memberikan evaluasi kritis terhadap proses instruksional. Sasaran akhir dari supervise adalah menyediakan pelayanan pendidikan yang lebih baik kepada semua siswa.
- Ibrahim bafadal mengatakan bahwa supervise pendidikan tidak identik dengan penilaian terhadap guru. Dalam kegiatan supervise pendidikan memang terdapat unjuk kerja guru. Namun tujuannya tidak untuk menil;ai guru semata, melainkan untuk mengetahui keterbatasan-keterbatasan kemampuannya dalam rangka meningkatkan kemampuannya.
- Sedangkan supervisi pendidikan menurut konsep dasar buku tahunan ASCD adalah: supervisor adalah tidak hanya orang-orang yang memiliki sebutan gelar saja, akan tetapi juga termasuk kepala sekolah, ketua departemen, termasuk pula semua orang yang bertanggung jawab membantu anggota staf lainnya meningkatkan kemampuan mereka.
- Tujuan Supervisi Pendidikan.
Tujuan
supervisi adalah mengembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik.
Usaha perbaikan mengajar dan mengajar ditujukan kepada pencapian tujuan akhir
dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal.
Situasi
belajar mengajar di sekolah-sekolah yang ada sekarang ini menggambarkan suatu
keadaan yang sangat kompleks. Kompleksnya keadaan yang ada ini adalah akibat faktor-faktor
obyektif yang saling mempengaruhi sehingga mengakibatkan penurunan hasil
belajar. Oleh karena itu
perlu adanya penyelesaian yang dilakukan untuk mengembalikan semangat dan
situasi belajar mengajar yang lebih baik. (Maunah,
2009:26)
Secara nasional
tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah:
1. Membantu guru dengan jelas dalam mencapai tujuan-tujuan
pendidikan.
2. Membantu guru dalam membimbing
pengalaman belajar murid
3. Membantu guru dalam menggunakan alat
pelajaran modern, metode-metode dan sumber-sumber pengalaman belajar.
4. Membantu guru dalam menilai kemajuan murid
–murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
5. Membantu guru-guru baru disekolah sehingga
mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
6.
Membantu
guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam membina
sekolah. (Sahertian, 2000:25)
Sedangkan Piet A. Sahertian menambahkan,
1. Membantu guru-guru agar lebih mudah
mangadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan
sumber-sumber masyarakat dan seterusnya.
2. Membina guru-guru dalam membina reaksi
mental atau moral kerja guru-guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan
mereka. (Sahertian, 2000:25)
- Fungsi Supervisi Pendidikan
Pemahaman
umum bahwa peranan utama dari supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan
pengajaran. Franseth Jane dalam Piet A. Sahertian, berkeyakinan bahwa supervise
akan dapat memberi bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam
cara sehingga kwalitas kehidupan akan diperbaiki olehnya. Ayer, Frend E,
menganggap fungsi supervise untuk memelihara program pengajaran yang ada dengan
sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan.
Fungsi supervisi menurut Swearingen yang
dikutip oleh Binti Maunah ada delapan sebagai berikut:
a.
Menggkoordinir semua usaha
sekolah.
b.
Memperlengkapi kepala sekolah.
c.
Memperluas pengalaman
guru-guru.
d.
Menstimulir usaha-usaha yang
kreatif
e.
Memberikan fasilitas dan
penlaian yang terus menerus.
f.
Menganalisa situasi belajar
mengajar.
g. Memberikan pengetahuan dan skill kepada
setiap anggota staff.
h.
Mengintegrasikan
tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru. (Maunah, 2009:30)
- Peran Supervisor Dalam Membina Guru
Sasaran utama dalam kepemimpinan
pendidikan adalah mengenai; “bagaimana seorang guru di dalam kepemimpinannya
dapat mengajar anak didiknya dengan baik, di sini dalam usahanya meningkatkan
mutu pengajaran yaitudengan melaksanakan supervisi pendidikan.
Dalam bidang supervisi,
supervisor mempunyai tugas dan tanggung
jawab memajukan pengajaran dengan melalui peningkatan profesi guru secara terus
menerus. Kembali pada fungsi supervisi, maka supervisor mempunyai peranan yang
sangat penting dalam:
1. Membimbing guru agar dapat memahami lebih
jelas maslah atau persoalan-persoalan dan kebutuhan murid, serta membantu guru
dalam mengatasi suatu persoalan.
2. Membantu guru dalam mengatasi
persoalan dalam mengajar.
3. Memberi bimbingan yang bijaksana pada guru
baru.
4. Membantu guru memperoleh kecakapan
mengajar yang lebih baik dengan menggunakan berbagai metode mengajar yang
sesuai dengan sifat materinya.
5. Membantu guru memperkaya pengalaman
belajar, sehingga suasana pengajaran bisa menggembirakan anak didik.
6. Membantu guru mengerti makna dari
alat-alat pelayanan.
7. Membina moral kelompok, menumbuhkan moral
yang tinggi dalam pelaksanaan tugas sekolah pada seluruh staf.
8. Memberi pelayanan kepada guru agar dapat
menggunakan seluruh kemampuannya dalam melaksanakan tugas.
9. Memberikan pimpinan yang efektif dan
demokrasi.
Dilihat dari fungsinya, tampak dengan
jelas peranan supervisi itu. Peranan itu tampak dalam kinerja supervisor yang
melaksanakan tugasnya. Mengenai peranan supervisor dapat dikemukakan pendapat
para ahli. Seorang supervisor
dapat berperan sebagai:
1. Koordinator.
2. Konsultan.
3. Pemimpin kelompok.
4. Evaluator (Maunah,
2009:38)
- Sebagai koordinator ia dapat mengkoordiansi program belajar mengajar, tugas-tugas anggota staf bernagai kegiatan yang berbeda-beda di antara guru-guru. Contoh kongkrit mata pelajaran yang dibina oleh guru.
- Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan, bersama menkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual maupun kelompok. Misalnya, kesulitan dalam mengatasi anak yang sulit belajar.yang menyebabkan guru sendiri mengatasi dalam tatap muka dikelas.
- sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpn sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada saat mengembangkan potensi kelompok, pada saat pengembangan kurikulum materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru-guru secara bersama.
- sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang di kembangkan. (Maunah, 2009:39)
Kimball Wiles menegaskan peranan
seorang supervisor ialah membantu (Assisting), memberi support (Supporting) dan
mengikutsertakan (Sharing), bukan mengarahkan terus menerus. Kalau terus
menerus mengarahkan, selain tidak demokratis juga tidak memberi kesempatan
untuk guru-guru belajar berdiri sendiri (otonom) dalam arti profesional.
Adapun Nurtain membagi tugas supervisi menjadi 4 kategori, yaitu:
- Pelayanan tak langsung kepada guru.
- Pelayanan langsung kepada guru.
- Administrator.
- Evaluator.
Menurut Briggs yang dikutip Sahertian,
bahwa ada empat jenis supervisi dilihat dari sikap kerja seorang supervisor
yaitu :
1.
Supervisi
yang bersifat korektif
2.
Supervisi
yang bersifat preventif
3.
Supervisi
yang bersifat konstruktif
4.
Supervisi
yang bersifat kreatif (Sahertian, 2000:32)
Adapun tehnik
supervisi dapat digunakan menurut Sahertian yang dikutip oleh |Maunah ada dua,
yaitu tehnik yang bersifat individu dan tehnik kelompok. Tehnik individu melalui empat cara yang
digunakan yaitu, pertama, mengadakan kunjungan kelas; kedua, mengadakan
kunjungan observasi; ketiga, membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari
pribadi siswa dan atau mengatasi problema yang dialami siswa dan keempat,
membimbing guru-guru yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah.
Sedangkan
tehnik kelompok dapat dilakukan dengan tiga kegiatan yaitu, pertama mengadakan pertemuan atau rapat;
kedua, mengadakan diskusi kelompok
dan ketiga, mengadakan
penataran-penataran. (Maunah, 2009:51)
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Keberadaan supervisor
untuk membantu memecahkan persoalaan-persoalan terkait dengan tugas Guru dalam
mewujudkan tujuan pendidikan sangat dibutuhkan. Tujuan supervisi adalah
memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik.
Fungsi
supervisi secara umum adalah bahwa peranan utama dari supervisi adalah
ditujukan kepada perbaikan pengajaran.
Sasaran supervisor adalah bagaimana seorang guru di dalam
kepemimpinannya dapat mengajar anak didiknya dengan baik.
Secara fungsional, supervisor memiliki
peran sebagai koordinator, konsultan, pemimpin kelompok dan evaluator. Keempat
peran ini menggunakan dua pendekatan yaitu memberi support (dorongan) dan ikut
serta (sharing).
b. Saran
Melihat bahwa makalah ini masih
jauh dari tingkat kesempurnaan, maka penulis sangat mengharapkan saran yang
membangun dari para pembaca.
Daftar Pustaka
Maunah, Binti. 2009.
Supervisi Pendidikan Islam Teori dan Praktik.
Yogyakarta. Teras.
Oliva, Peter F. 1984.
Supervision for Todays Schools. Ed. Longman inc
Sahertian, A.
Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik
Supervisi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta
Mukhtar & Iskandar, 2009 Orientasi Supervisi Pendidikan, Jakarta Gaung
Persada (GP Pers)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar