Selasa, 01 Juli 2014

Supervisi Pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang.
          Guru merupakan pendidik yang diserahi tugas untuk melayani pendidikan dalam suatu lembaga pendidikan. Seorang pendidik atau guru haruslah memiliki kewibawaan atau pengaruh positif normatifyang diberikan kepada anak didik agar murid dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Peran penting guru ini harus terus dikembangkan oleh pihak-pihak yang terkait seperti kepala sekolah atau khususnya supervisor melalui supervise pendidikan. Pembahasan dan pemahaman supervisi pendidikan secara lebih tuntas  masih cukup jauh dari tuntunan teori dan praktik. Hal ini dapat dipahami karena banyak berbagai kendala yang dihadapi oleh supervisor.
          Perkembangan supervisi pendidikan terutama pada sekolah yang sudah maju, dapat telihat bahwa peranan supervisor telah berkembang secara evolusi. Beberapa saat lalu hubungan guru-guru dan supervisor sering bersifat tegang dan menghukum seperti sikap bos terhadap bawahannya yang ditandai ditandai dengan menyuruh, mengatur, menghakimi dan kadang-kadang dalam kunjungan mereka ke sekolah dapat memecat atau memberhentikan guru. Namun seiring dengan kemajuan informasi dan pendidikan, saat ini para supervisor berperan sebagai partner guru dan banyak menghabiskan waktu mereka untuk membantu guru-guru mengembangkan diri mereka sebagai pengajar dan bukan mengadili kemampuan guru. Usaha-usaha kelompok untuk bekerja sama dimaksimalkan dan interaksi yang demokratis dilaksanakan.

  1. Topik Pembahasan
         Makalah ini membahas antara lain :
1.      Pengertian supervisi pendidikan
2.      Tujuan supervisi pendidikan
3.      Fungsi supervisi pendidikan
4.      Peran Supervisor dalam membina guru

  1. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk  menambah wawasan seputar peran supervisor dalam membantu tugas guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan.

BAB II
SUPERVISI PENDIDIKAN


  1. Pengertian Supervisi Pendidikan

            Pada dasarnya, rencana dan pelaksanaan merupakan satu kesatuan tindakan. Pengawasan dilakukan untuk melihat sejauh mana hasil dicapai. Menurut Murdick, pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan (Fattah, 2004:101). Dalam menjalankan tugas sebagai pendidik, guru membutuhkan bantuan orang lain untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Guru selalu berusaha memberi pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak dan masyarakat yang sedang berkembang agar tujuan yang diinginkan bersama dapat tercapai. Orang yang berfungsi membantu guru dalam hal ini adalah kepala sekolah atau supervisor  yang setiap hari dapat langsung berhadapan dengan guru.
           Adapun pengertian supervisi pendidikan menurut beberapa pakar diantaranya:
  1. P Adam dan Frank G Dickey seperti yang dikutip oleh hindiyat soetopo, berpendapat bahwa supervisi pendidikan adalah program yang berencana untuk memperbaiki pelajaran. Program ini dapat berhasil apabila supervisor memiliki ketrampilan dan cara kerja yang efisien dalam kerjasama dengan guru dan petugas pendidikan lainnya.
  2. Menurut Kerney dan W Mantja, supervisi pendidikan adalah prosedur pemberian pengarahan dan memberikan evaluasi kritis terhadap proses instruksional. Sasaran akhir dari supervise adalah menyediakan pelayanan pendidikan yang lebih baik kepada semua siswa.
  3. Ibrahim bafadal mengatakan bahwa supervise pendidikan tidak identik dengan penilaian terhadap guru. Dalam kegiatan supervise pendidikan memang terdapat unjuk kerja guru. Namun tujuannya tidak untuk menil;ai guru semata, melainkan untuk mengetahui keterbatasan-keterbatasan kemampuannya dalam rangka meningkatkan kemampuannya.
  4. Sedangkan supervisi pendidikan menurut konsep dasar buku tahunan ASCD adalah: supervisor adalah tidak hanya orang-orang yang memiliki sebutan gelar saja, akan tetapi juga termasuk kepala sekolah, ketua departemen, termasuk pula semua orang yang bertanggung jawab membantu anggota staf lainnya meningkatkan kemampuan mereka.

  1. Tujuan Supervisi Pendidikan.

          Tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha perbaikan mengajar dan mengajar ditujukan kepada pencapian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal.
          Situasi belajar mengajar di sekolah-sekolah yang ada sekarang ini menggambarkan suatu keadaan yang sangat kompleks. Kompleksnya keadaan  yang ada ini adalah akibat faktor-faktor obyektif yang saling mempengaruhi sehingga mengakibatkan penurunan hasil belajar. Oleh karena itu perlu adanya penyelesaian yang dilakukan untuk mengembalikan semangat dan situasi belajar mengajar yang lebih baik. (Maunah, 2009:26)
                Secara nasional tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah:
1.      Membantu guru dengan jelas dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
2.      Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid
3.      Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern, metode-metode dan sumber-sumber pengalaman belajar.
4.      Membantu guru dalam menilai kemajuan murid –murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
5.      Membantu guru-guru baru disekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
6.      Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam membina sekolah. (Sahertian, 2000:25)
Sedangkan Piet A. Sahertian menambahkan,
1.      Membantu guru-guru agar lebih mudah mangadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-sumber masyarakat dan seterusnya.
2.      Membina guru-guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru-guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka. (Sahertian, 2000:25)


  1. Fungsi Supervisi Pendidikan

          Pemahaman umum bahwa peranan utama dari supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan pengajaran. Franseth Jane dalam Piet A. Sahertian, berkeyakinan bahwa supervise akan dapat memberi bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga kwalitas kehidupan akan diperbaiki olehnya. Ayer, Frend E, menganggap fungsi supervise untuk memelihara program pengajaran yang ada dengan sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan.
 Fungsi supervisi menurut Swearingen yang dikutip oleh Binti Maunah ada delapan sebagai berikut:
a.       Menggkoordinir semua usaha sekolah.
b.      Memperlengkapi kepala sekolah.
c.       Memperluas pengalaman guru-guru.
d.      Menstimulir usaha-usaha yang kreatif
e.       Memberikan fasilitas dan penlaian yang terus menerus.
f.       Menganalisa situasi belajar mengajar.
g.      Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staff.
h.      Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru. (Maunah, 2009:30)

  1. Peran Supervisor Dalam Membina Guru
          Sasaran utama dalam kepemimpinan pendidikan adalah mengenai; “bagaimana seorang guru di dalam kepemimpinannya dapat mengajar anak didiknya dengan baik, di sini dalam usahanya meningkatkan mutu pengajaran yaitudengan melaksanakan supervisi pendidikan.
          Dalam bidang supervisi, supervisor  mempunyai tugas dan tanggung jawab memajukan pengajaran dengan melalui peningkatan profesi guru secara terus menerus. Kembali pada fungsi supervisi, maka supervisor mempunyai peranan yang sangat penting dalam:
1.      Membimbing guru agar dapat memahami lebih jelas maslah atau persoalan-persoalan dan kebutuhan murid, serta membantu guru dalam mengatasi suatu persoalan.
2.      Membantu guru dalam mengatasi persoalan dalam mengajar.
3.      Memberi bimbingan yang bijaksana pada guru baru.
4.      Membantu guru memperoleh kecakapan mengajar yang lebih baik dengan menggunakan berbagai metode mengajar yang sesuai dengan sifat materinya.
5.      Membantu guru memperkaya pengalaman belajar, sehingga suasana pengajaran bisa menggembirakan anak didik.
6.      Membantu guru mengerti makna dari alat-alat pelayanan.
7.      Membina moral kelompok, menumbuhkan moral yang tinggi dalam pelaksanaan tugas sekolah pada seluruh staf.
8.      Memberi pelayanan kepada guru agar dapat menggunakan seluruh kemampuannya dalam melaksanakan tugas.
9.      Memberikan pimpinan yang efektif dan demokrasi.
         Dilihat dari fungsinya, tampak dengan jelas peranan supervisi itu. Peranan itu tampak dalam kinerja supervisor yang melaksanakan tugasnya. Mengenai peranan supervisor dapat dikemukakan pendapat para ahli. Seorang supervisor dapat berperan sebagai:
1.      Koordinator.
2.      Konsultan.
3.      Pemimpin kelompok.
4.      Evaluator (Maunah, 2009:38)
  1. Sebagai koordinator ia dapat mengkoordiansi program belajar mengajar, tugas-tugas anggota staf bernagai kegiatan yang berbeda-beda di antara guru-guru. Contoh kongkrit mata pelajaran yang dibina oleh guru.
  2. Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan, bersama menkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual maupun kelompok. Misalnya, kesulitan dalam mengatasi anak yang sulit belajar.yang menyebabkan guru sendiri mengatasi dalam tatap muka dikelas.
  3. sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpn sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada saat mengembangkan potensi kelompok, pada saat pengembangan kurikulum materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru-guru secara bersama.
  4. sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang di kembangkan. (Maunah, 2009:39)
              Kimball Wiles menegaskan peranan seorang supervisor ialah membantu (Assisting), memberi support (Supporting) dan mengikutsertakan (Sharing), bukan mengarahkan terus menerus. Kalau terus menerus mengarahkan, selain tidak demokratis juga tidak memberi kesempatan untuk guru-guru belajar berdiri sendiri (otonom) dalam arti profesional.
                    Adapun Nurtain membagi tugas supervisi menjadi 4 kategori, yaitu:
  1. Pelayanan tak langsung kepada guru.
  2. Pelayanan langsung kepada guru.
  3. Administrator.
  4. Evaluator.
             Menurut Briggs yang dikutip Sahertian, bahwa ada empat jenis supervisi dilihat dari sikap kerja seorang supervisor yaitu :
1.         Supervisi yang bersifat korektif
2.         Supervisi yang bersifat preventif
3.         Supervisi yang bersifat konstruktif
4.         Supervisi yang bersifat kreatif (Sahertian, 2000:32)
Adapun tehnik supervisi dapat digunakan menurut Sahertian yang dikutip oleh |Maunah ada dua, yaitu tehnik yang bersifat individu dan tehnik kelompok.   Tehnik individu melalui empat cara yang digunakan yaitu, pertama, mengadakan kunjungan kelas; kedua, mengadakan kunjungan observasi; ketiga, membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problema yang dialami siswa dan keempat, membimbing guru-guru yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah.
Sedangkan tehnik kelompok dapat dilakukan dengan tiga kegiatan yaitu, pertama mengadakan pertemuan atau rapat; kedua, mengadakan diskusi kelompok dan ketiga, mengadakan penataran-penataran. (Maunah, 2009:51)


BAB III
PENUTUP
a.  Kesimpulan
  Keberadaan supervisor untuk membantu memecahkan persoalaan-persoalan terkait dengan tugas Guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan sangat dibutuhkan. Tujuan supervisi adalah memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik.
         Fungsi supervisi secara umum adalah bahwa peranan utama dari supervisi adalah ditujukan kepada  perbaikan pengajaran. Sasaran supervisor adalah  bagaimana seorang guru di dalam kepemimpinannya dapat mengajar anak didiknya dengan baik.
         Secara fungsional, supervisor memiliki peran sebagai koordinator, konsultan, pemimpin kelompok dan evaluator. Keempat peran ini menggunakan dua pendekatan yaitu memberi support (dorongan) dan ikut serta (sharing).
b.   Saran
               Melihat bahwa makalah ini masih jauh dari tingkat kesempurnaan, maka penulis sangat mengharapkan saran yang membangun dari para pembaca.





Daftar Pustaka

Maunah, Binti. 2009. Supervisi Pendidikan Islam Teori dan Praktik. Yogyakarta. Teras.
Oliva, Peter F. 1984. Supervision for Todays Schools. Ed. Longman inc
Sahertian, A. Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta
Mukhtar & Iskandar, 2009 Orientasi Supervisi Pendidikan, Jakarta Gaung   
Persada (GP Pers)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar