1.
Idealisme
Idealisme memandang yang nyata hanya idea. Idea itu
selalu tetap dan tidak mengalami perubahan atau pergeseran. Moral dan realitas
spiritual merupakan sumber-sumber utama di alam (Poedjawijatna dalam
Nizar&Ramayulis, 2010:16)
Kontribusi Idealisme dalam pendidikan Islam:
- Pendidikan dalam idealisme berusaha agar seseorang dapat mencapai kesempurnaan dirinya
- Kurikulum dalam idealisme bersifat tetap. Dalam Islam, Syariat menjadi inti kurikulum
- Pendidik berperan sebagai pengisi akal murid dengan hakikat pengetahuan yang tepat
- Menurut idealisme, belajar adalah mengembangkan pikiran sebagai substansi spiritual
- Tujuan akhir pendidikan adalah menuju nilai yang kekal tak terbatas, yang dalam Islam terealisasi dalam Ketetapan Allah
2.
Naturalisme
Naturalisme berpandangan bahwa kenyataan yang sebenarnya
adalah alam semesta fisik ini, bukan kenyataan spiritual atau supernatural
(Barnadip, 1997:23)
Kontribusi naturalisme dalam pendidikan Islam:
- Guru paling alamiah dari seorang anak adalah kedua orang tuanya
- Pendidikan disesuaikan dengan perkembangan alam
- Alam diperkenalkan sebagai objek studi secara langsung
- Pendidikan berasal dari alam dan barang, dan mengembangkan akal dengan observasi
3.
Pragmatisme
Pragmatisme mementingkan orientasinya kepada pandangan anthroposentris (berpusat kepada
manusia), kemampuan kreativitas dan pertumbuhan manusia ke arah yang bersifat
praktis, kemampuan kecerdasan dan individualitas serta perbuatan dalam
masyarakat.
Kontribusinya dalam pendidikan Islam:
- Pragmatisme mengakui bahwa dalam diri manusia terdapat kemampuan moralitas dan spiritualitas
- Manusia ideal adalah manusia yang mampu merealisasikan utilitas dirinya
- Pengalaman digunakan sebagai upaya mencapai kebenaran hakiki
- Pertumbuhan pengetahuan dipenuhi dengan jalan pengalaman yang tidak mengenal batas akhir
- Pragmatisme tidak membedakan antara materi pengajaran dengan metode
- Guru tidak boleh membatasi kreatifitas murid
- Pragmatisme mempercayai perbedaan kecerdasan individual
4.
Eksistensialisme
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang
bertujuan mengembalikan keadaan umat manusia sesuai dengan keadaan hidup asasi
yang dimiliki dan dihadapinya, menolak pemikiran abstrak, tidak logis atau
tidak ilmiah dan menolak segala bentuk kemutlakan rasional.
Kontribusinya dalam pendidikan Islam:
- Aliran ini mementingkan individu, sehingga dalam pendidikan dituntut metode yang beraneka macam
- Eksistensialisme percaya bahwa dengan ilmu dapat memecahkan berbagai persoalan
- Aliran ini tidak membatasi murid untuk berpatokan pada buku atau sumber yang ditetapkan saja
- Individu diberi kebebasan mengembangkan potensinya secara maksimal
5.
Perennialisme
Perennialisme berpegang bahwa nilai-nilai atau norma
bersifat abadi. Segala sesuatu yang ada sepanjang sejarah akan dianggap suatu
aliran yang ingin kembali kepada nilai-nilai masa lalu dengan maksud
mengembalikan keyakinan asasi manusia masa silam untuk mengahadapi proglematika
kehidupan manusia masa sekarang sampai kapanpun
Kontribusinya dalam pendidikan Islam:
a.
Ilmu pengetahuan dan nilai
sebagai manifestasi dan hokum universal yang abadi dan ideal sehingga
ketertiban social hanya mungkin dicapai bila ide itu menjadi tolak ukur yang
memiliki asas normative dalam semua aspek kehidupan
b.
Manusia secara kodrati memiliki
tiga potensi, yaitu nafsu, kemauan dan akal. Potensi ini merupakan asas
bangunan kepribadian dan watak manusia yang akan tumbuh melalui pendidikan
c.
Orientasi pendidikan ditujukan
kepada kebahagiaan melalui pengembangan kemampuan kerohanian dan jasmaniah
manusia
d.
Tujuan pendidikan merupakan
usaha untuk merealisasikan kapasitas dalam tiap individu manusia sehingga
menjadi aktualitas
e.
Pendidikan adalah transfer
ilmu.
6.
Essensialisme
Esensialisme adalah pendidikan yang di dasarkan kepada
nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Ia memandang
bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan
tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai
tata yang jelas.
Kontribusinya dalam pendidikan Islam:
- Essensialisme memandang pendidikan harus berpijak pada nilai yang jelas
- Kurikulum hendaklah berpangkal pada landasan idiil dan organisasi yang kuat
- Dunia dan seisinya ini dikuasai oleh Sesuatu yang tiada cela
7.
Progresivisme
Progresivisme merupakan aliran yang menginginkan
kemajuan secara cepat. Aliran ini menekankan bahwa pendidikan bukanlah sekedar
pemberian sekumpulan pengetahuan kepada peserta didik tetapi hendaknya berisi
aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir secara sedemikian
rupa.
Kontribusinya dalam pendidikan Islam:
- Progresivisme kurang menyetujui pendidikan yang bercorak otoriter
- Progresivisme menghargai kemampuan berpikir dapat menumbuhkan kemajuan berpikir
- Progresivisme tidak mengakui kemutlakan kehidupan, menolak absolutisme dan otoritarisme dan segala bentuknya
- Progresivisme yang meletakkan dasar pada penghormatan bebas atas martabat manusia dan martabat pribadi
8.
Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris Reconstruct
yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan aliran rekonstruksionisme
adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata
susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.
Kontribusinya dalam pendidikan Islam:
- Rekonstruksionisme berpandangan bahwa pendidikan merupakan lembaga utama untuk melakukan perubahan social, ekonomi dan politik
- Rekonstruksionisme mengembangkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.
- Rekonstruksionisme menggunakan metode pemecahan masalah, analisis kebutuhan, dan penyusunan program untuk melakukan perbaikan masyarakat.
- Kurikulum dalam rekonstruksionisme berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan.
- Guru harus membuat para peserta didik menyadari masalah-masalah yang dihadapi umat manusia, mambatu mereka merasa mengenali masalah-masalah tersebut sehingga mereka merasa terikat untuk memecahkannya
Sumber:
Barnadip, Imam.
1997. Filsafat Pendidikan Islam, Sistem
& Metode. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Ramayulis &
Samsul Nizar. 2010. Filsafat Pendidikan
Islam. Jakarta:
Kalam Mulia
Jalaluddin &
Said, Usman. 1999. Filsafat Pendidikan
Islam. Jakarta:
PT Raja
Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar