BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Pendahuluan
Pengembangan dan penyesuaian kurikulum dapat berbeda
beda pada masing-masing daerah dan waktu. Kendati demikian masih tetap perlu
mengacu pada standar pendidikan nasioal agar tujuan pendidikan nasional dapat
tercapai. Standar isi dan standar kompetensi lulusan menjadi acuan utama bagi
madrasah dalam pengembangan kurikulum sebagaimana tertuang pada peraturan
Menteri Pendidikan Nasional no 22 dan 23 tahun 2006 serta perturan Menteri
Agama nomor 2 tahun 2008. Kurikulum
merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pendidikan karena didalam
kurikulum tergambar secara jelas dan terencana bagaimana dan apa saja yang
harus terjadi dalam proses belajar mengajar (Dirjen Pendis RI, 2001:15).
Teknologi
pembelajaran merupakan pemanfaatan dan pengetahuan spesifik dari peralatan dan
keterampilan dalam pendidikan. Teknologi memainkan peran penting dalam
pendidikan siswa. Teknologi dan media yang disesuaikan dan dirancang khusus
dapat member kontribusi bagi pengajaran yang efektif dari seluruh siswa dan dapat
membantu siswa meraih potensi tertinggi mereka, terlepas dari kemampuan bawaan
mereka.
Teknologi dan
media berperan banyak untuk belajar. Penggunaan teknologi dan media yang umum
dilakukan yaitu untuk dukungan tambahan selama pengajaran yang berpusat pada
guru. Jika pembelajaran berpusat pada siswa, maka siswa merupakan pengguna
utama teknologi dan media.
Bahan-bahan
pengajaran yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan dan mendorong
pembelajaran. Namun keefektifannya bergantung pada perencanaan dan pemilihan
sumber daya yang tepat dan cermat. Pentingnya pemilihan metode dan media yang
tepat inilah mendorong kita untuk lebih jauh membahas tentang bagaimana
menggunakan metode dan media dalam pembelajaran sebagaimana akan dibahas dalam
makalah ini, khususnya jika dikaitkan dengan Standart Kompetensi dan Kompetensi
Dasar Madrasah
Aliyah kelas XII semester 2
B.
Topic Pembahasan
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.
Bagaimana mempersiapkan
pengalaman belajar siswa?
2.
Bagaimana menggunakan
metode dan media pembelajaran dalam Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Madrasah Aliyah kelas
XII semester 2?
3.
Mungkinkah dilakukan
integrasi metode dan media?
BAB
II
MENGGUNAKAN METODE DAN
MEDIA
A.
Mempersiapkan
Pengalaman Belajar
Belajar, sebagai
sebuah bentuk, harus memiliki persiapan sebelumnya, yaitu dengan mempersiapkan
materi, lingkungan belajar, dan mempersiapkan pelajar sebelum diproses dalam
suatu kegiatan belajar. Bagi seorang guru, persiapan merupakan hal yang
penting. Tahap ini melibatkan peran guru dalam menggunakan teknologi, media dan
materi. Untuk mengikuti proses ini, perlu diikuti 5P, yakni preview,
atau pratinjau terhadap teknologi, media dan materi; prepare (siapkan)
teknologi, media dan materi;
prepare lingkungan, prepare pembelajaran, provide
(menyediakan) pengalaman belajar. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
1.
Menyiapkan Material
Instruksional
Selama proses seleksi,
guru sudah mengidentifikasi teknologi, media dan material yang sesuai untuk
audiensi dan tujuan belajar. Guru dan pelajar harus sudah mempersiapkan dan
mengembangkan alat-alat yang diperlukan untuk belajar, memastikan bahwa segala
keperluannya telah tersedia dan dapat digunakan dengan maksimal, baik audio, visual,
bulletin, papan tulis, maupun perlengkapan lainnya.
2.
Mempersiapkan
Lingkungan Belajar
Pembelajaran dapat
berlangsung dalam banyak lingkungan berbeda. Lingkungan pembelajaran merupakan
lingkungan atau situasi fisik yang di dalamnya pembelajaran diharapkan
berlangsung. Selain ruang kelas,, pembelajaran juga bias berlangsung dalam
laboratorium, perpustakaan, pusat media, taman bermain, aula, atau tempat lainnya
(Smaldino, Lowther, dan Russel, 2002: 20). Guru yang mahir dalam bidang
pembelajaran mempersiapkan lingkungan belajar agar tercipta pembelajaran yang
efektif. Dimanapun pembelajaran dilakukan, segala fasilitas yang dibutuhkan
untuk kenyamanan harus dipersiapkan, misalnya tempat duduk yang nyaman,
penerangan yang cukup, ventilasi cukup, dan sebagainya
3.
Mempersiapkan Pelajar
Ketika pelajaran
dimulai, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan siswa.
Beberapa bagian dalam proses pembelajaran merupakan hal penting dalam memulai
pembelajaran, misalnya pemberian motivasi, warming up, menciptakan
ketertarikan, menginformasikan manfaat dari pembelajaran tersebut, dsb.
4.
Proses Pembelajaran
Proses belajar mengajar
dapat diciptakan agar berjalan secara lancer dengan menggunakan langkah-langkah
berikut:
a.
Memberikan penjelasan
yang mudah dipahami
b.
Menata tahap-tahap
pembelajaran
c.
Mencuri perhatian siswa
d.
Tanya jawab
e.
Menciptakan transisi
pembelajaran yang mudah dan nyaman
(Newby,
2000:142-145)
B.
Menggunakan Metode dan Media
Pembelajaran
Metode-metode dan
media-media pembelajaran yang dapat dilakukan menurut Newby (2000: 146-159) diantaranya:
Untuk
materi-materi pembelajaran yang banyak berkaitan dengan riset dan penelitian,
dapat digunakan metode dibawah ini:
1.
Pembelajaran yang
kooperatif
Pembelajaran yang
kooperatif mengacu pada pembagian kelompok-kelompok kecil siswa yang melakukan
kegiatan pembelajaran dengan masing-masing tujuan yang sama. Metode ini melatih
siswa untuk bekerja sama, melatih pengalaman, skill, dan motivasi individu untuk saling membantu sesamanya mencapai
hasil yang diinginkan. Ide sentral yang ingin dicapai adalah bahwa kerjasama
dan interaksi memungkinkan siswa untuk belajar dari beragam sumber, tidak hanya
melalui guru. Penelitian telah lama mendukung pernyataan bahwa para siswa
belajar dari pelajar lain satu sama lain ketika mereka mengerjakan proyek
sebagai sebuah tim (Slavin dalam Smaldino, dkk: 2002:37)
2.
Menemukan suatu
penemuan baru/discovery
Strategi discovery
menggunakan pendekatan induktif, atau penyelidikan untuk belajar. Strategi ini
menyediakan masalah untuk diselesaikan melalui percobaan dan kesalahan
(Smaldino, Lowther, dan Russel, 2002:44). Menerapkan metode discovery dapat
menempatkan siswa dalam situasi actual, sehingga mereka dapat belajar melalui
pengalaman personal. Pengalaman-pengalaman tersebut dapat menuntut siswa untuk
mengembangkan dan menggunakan kemampuan observasi dan perbandingan mereka.
Seperti seorang detektif, siswa harus belajar untuk mengikuti petunjuk, aturan,
dan pengalaman untuk menerangkan apa yang mereka cari.
3.
Problem solving
Masalah yang mirip
kehidupan nyata dapat menjadi titik mula badi pelajar. Problem solving
melibatkan penempatan para siswa dalam peran aktif berhadapan dengan masalah
baru yang ditemukan dalam kehidupan nyata. Dunia nyata dipenuhi oleh beragam
permasalahan yang memerlukan solusi. Beberapa permasalahan boleh jadi mudah
dipecahkan, dan beberapa lainnya memerlukan pemecahan yang cukup rumit. Untuk
mempersiapkan diri siswa dalam menghadapi berbagai permasalahan, maka siswa
harus dapat menganalisa suatu masalah, dari sebuah hipotesa tentative, data
yang terkumpul dan tersaji, serta mengembangkan beberapa macam pendekatan logis
untuk memecahkan masalah.
Adapun media
yang dapat digunakan dapat berupa multimedia, termasuk computer software, serta
penggunaan video
Sedangkan untuk
materi yang berkaitan dengan keahlian membaca, translate, dan huruf serta
angka, dapat digunakan metode dibawah:
1.
Games/permainan
Permainan memberikan
lingkungan yang kompetitif, yang di dalamnya pelajar mengikuti aturan yang
telah ditetapkan saat mereka berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang
menantang. Oleh karena itu, permainan yang digunakan dalam proses pembelajaran
haruslah memiliki aturan yang jelas, dan memiliki konsep yang tidak rancu.
Siswa juga harus lebih dahulu dipahamkan dan mengerti aturan mainnya.
2.
Simulasi
Simulasi disini
menggunakan situasi yang mirip dengan keadaan atau fenomena sebenarnya. Simulasi
melibatkan pelajar untuk menghadapi situasi kehidupan nyata dalam versi
diperkecil. Metode ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi
dengan fenomena tanpa biaya yang mahal, maupun bahaya yang mungkin dihadapi
jika harus mengalami keadaan sebenarnya.
3.
Drill/latihan dan
praktek
Drill dan praktek
merupakan teknik yang umum dilakukan di dalam kelas. Drill dan praktek
diterapkan dalam pembelajaran yang telah diperkenalkan sebelumnya, bukan untuk
memperkenalkan materi pelajaran baru. Dalam latihan dan praktek, pembelajar
dibimbing melewati serangkaian latihan praktis yang dirancang untuk menyegarkan
kembali atau meningkatkan penguasaan pengetahuan konten spesifik. Strategi ini
mengasumsikan bahwa pelajar telah menerima intruksi mengenai konsep, prinsip,
atau prosedur yang akan mereka praktekkan. Agar efektif, latihan dan praktek
harus menyertakan umpan balik untuk memperkuat respons yang benar dan
memperbaiki kesalahan yang mungkin dibuat pelajar selama penerapannya. Tujuan
dari latihan dan praktek adalah siswa dapat menguasai informasi dengan
seminimal mungkin kesalahan (Smaldino, Lowther, dan Russel, 2002:33)
4.
Tutorial
Tutorial berusaha
memperkenalkan inti dari pembelajaran dan berfungsi mengetahui perkembangan
peserta didik. Dalam tutorial, seorang tutor dapat berupa manusia, peranti
lunak atau materi cetakan khusus yang menyajikan konten, mengajukan persoalan atau
pertanyaan, meminta respons para pembelajar, memberikan umpan balik yang tepat
hingga para pelajar menunjukkan level dasar kompetensi.
Sedangkan
media-media yang dapat dipergunakan untuk metode pembelajaran semacam ini
adalah dapat berupa audio, teks atau buku, maupun dengan menggunakan objek atau
model pembelajaran yang sesungguhnya.
Untuk materi
pembelajaran yang memerlukan praktek langsung, seperti pelaksanaan peraturan
lalu lintas, transportasi atau yang semacamnya, dapat digunakan metode dibawah:
1.
Presentasi
Dalam sebuah
presentasi, sebuah sumber menyajikan, mendramatisasi, atau menyebarkan
informasi kepada pembelajar. Komunikasi ini dikendalikan oleh sumber, dengan
respons segera dan terbatas atau interaksi dengan pembelajar (Smaldino,
Lowther, dan Russel, 2002:31). Dalam presentasi, isi dari materi disampaikan
oleh guru atau siswa sedangkan audien menyimak dan mencatat. Disini diharapkan siswa
atau audien dapat memahami dan mampu menceritakan kembali isi dari presentasi
tersebut.
2.
Demonstrasi
Demonstrasi
memperagakan prosedur maupun proses untuk memberikan pengetahuan dari sebuah
kegiatan tertentu. Demonstrasi dapat dilakukan oleh guru atau siswa maupun
orang lain yang diperlukan.
3.
Diskusi
Diskusi adalah
pertukaran gagasan dan opini diantara para siswa atau guru. Strategi ini bias
digunakan dalam tahap pembelajaran apapun, dan dalam kelompok kecil maupun
besar. Diskusi memberikan kesempatan bagi siswa atau kelompok siswa untuk
berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai suatu topic atau masalah.
Adapun media
yang dapat digunakan untuk metode-metode diatas diantaranya media grafis yang
berupa beragam gambar, lukisan, diagram, chart, atau media visual lain; slide,
maupun papan display, serta rekaman video.
C.
Mengintegrasikan Metode
dan Media
Sebagaimana
diketahui bahwa seorang guru yang professional selain harus menguasai ilmu atau
pengetahuan yang akan diajarkannya, juga harus mengetahui cara menyampaikan
atau metode pengajaran tersebut secara efektif, efisien serta berkhlak mulia
(Nata, 2003:274). Ketepatan dan kesesuaian metode yang digunakan atau
diterapkan guru dalam suatu pengajaran amat bergantung pada kemampuannya dalam
memilih metode yang telah disesuaikan dengan pertimbangan prinsip-prinsip
pengajaran.
Media merupakan
sarana komunikasi dan pembawa informasi dari sumber dan penerima. Dalam
pembelajaran, dikenal enam kategori dasar media, yaitu teks, audio visual,
video, perekayasa, benda-benda dan orang-orang. Media-media ini disebut juga
bahan-bahan pengajaran (Smaldino, Lowther, dan Russel, 2002:7). Bahan-bahan
pengajaran yang dirancang dengan baik, dan kuat dapat disimpan dan digunakan
kembali serta dimanfaatkan dalam berbagai cara. Bahan-bahan ini harus disajikan
sedemikian rupa sehingga memungkinkan para pelajar memperoleh dampak yang
diperlukan.
Belajar
didefinisikan sebagai perubahan terus-menerus dalam kemampuan yang berasal dari
pengalaman pelajar dan interaksi pelajar dengan dunia (Driscoll dalam Smaldino
dkk, 2002:11). John Dewey mengajukan teori bahwa sebagian besar dari manusia
tidak belajar dengan cara diberi tahu, namun dengan berbuat. Belajar merupakan
pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang baru ketika seseorang
berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Seorang guru dapat efektif
memanfaatkan teknologi dan media jika memiliki pemahaman dasar tentang
bagaimana siswanya belajar, sedangkan teknologi dan media pembelajaran memberikan
‘perkakas’ untuk melibatkan siswa dalam belajar (Smaldino, Lowther, dan Russel,
2002:11).
Proses
pembelajaran merupakan keadaan yang kompleks dan tidak mudah diidentifikasikan,
diukur, maupun dibuat karena beragamnya pelajar, setting pembelajaran, dan
banyaknya isi materi pembelajaran. Hal ini berarti bahwa dengan memilih salah
satu metode pembelajaran bukan berarti metode lainnya tidak sesuai untuk
diaplikasikan, namun bahkan dapat dikombinasikan satu sama lain. Pendidik harus
dapat mengidentifikasi suatu metode dan media yang lebih tepat digunakan untuk
materi intruksional tertentu. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dan
terkombinasi memerlukan scenario pembelajaran yang tepat agar pembelajaran
menjadi efektif dan tetap menyenangkan. Teknologi dan media sebagai alat bantu
guru di dalam kelas dapat diintegrasikan sesuai metode yang digunakan.
Smaldino, Lowther, dan Russel menyatakan bahwa teknologi terintegrasi paling
baik dilakukan dalam pembelajaran (2002:i).
Mc. Alpine dan
Weston sebagaimana disebutkan Smaldino menjelaskan bahwa para ahli sepakat
bahwa pemilihan teknologi dan media yang sesuai dapat menjadi tugas yang rumit,
dengan mempertimbangkan kumpulan sumberdaya yang tersedia, keberagaman para
pelajar, dan tujuan spesifik yang harus dicapai. Disinilah diperlukan seleksi
yang tepat terhadap metode dan media yang akan digunakan, yaitu diantaranya
dengan mempertimbangkan beberapa criteria seleksi, yaitu:
1.
Selaras dengan standar,
hasil, dan tujuan
2.
Informasi yang terbaru
dan terakurat
3.
Bahasa yang sesuai usia
4.
Tingkat ketertarikan
dan keterlibatan
5.
Kualitas teknis
6.
Mudah digunakan
7.
Bebas bias
8.
Terdapat panduan dan
arahan (2002: 125).
Komponen
terakhir dari langkah penggunaan metode dan media yang tepat adalah mengevaluasi
dan merevisi yang meliputi penilaian strategi, teknologi dan media. Pertanyaan
yang perlu dijawab adalah: Apakah strategi pembelajaran telah berjalan efektif,
dapatkah ditingkatkan lagi, dan apakah teknologi dan media telah dapat membantu
siswa dalam mencapai tujuan belajar. Salah satu komponen kunci dari evaluasi
dan revisi dapat ditelaah melalui masukan dari para pelajar, umpan balik
melalui diskusi dan wawancara, serta evaluasi melalui diskusi dengan rekan
sejawat maupun administrator sekolah (Smaldino, Lowther, dan Russel, 2002:148)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Belajar sebagai
suatu proses yang kompleks memerlukan perencanaan yang tepat dan matang, baik
itu dari segi materi, isi, metode, teknologi maupun media yang digunakan. Teknologi
dan media sebagai alat bantu guru di dalam kelas dapat diintegrasikan sesuai metode
yang digunakan oleh guru. Pemilihan teknologi dan media yang sesuai dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan kumpulan sumberdaya yang tersedia,
keberagaman para pelajar, dan tujuan spesifik yang harus dicapai.
Jika guru telah
melakukan seleksi dan pemilihan metode dan media yang tepat, langkah
selanjutnya adalah dengan melakukan evaluasi dan bila perlu dilakukan revisi
agar penggunaan metode dan media dapat mendukung penuh kelancaran proses
pembelajaran.
B.
Saran
Sebagai
pendidik, para guru dan administrator sekolah haruslah pandai-pandai memilih
dan mengintegrasikan metode-metode serta media yang tepat dalam menjalankan
tugasnya sebagai pencetak kader bangsa agar tujuan pendidikan yang
dicita-citakan bersama dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik,
Oemar. 1990. Sisterm Internship Kependidikan Teori dan Praktek.
Bandung: CV Mandarmaju
Hartani,
AL. 2011. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Laksbang Pressindo
Nata,
Abuddin.2003. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Kencana
Newby,
Timothy J. 2002. Instructional Technology for Teaching and Learning. New
Jersey: Upper Saddle Rives
Smaldino,
Sharon E; Lowther, Deborah L & Russel, James D. 2002. Instructional
Technology and Media for Learning. Jakarta:
Kencana Pranada Group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar