Selasa, 01 Juli 2014

SUMBER-SUMBER KONTEN KOMUNIKASI PUBLIC RELATION FOR SCHOOL, ADOLPH UNRUH, ROBERT A WILLER, 1974 CHAPTER 11



BAB I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang
Manajemen merupakan proses mengerakkan orang lain untuk memperoleh hasil tertentu dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Proses dalam manajemen merupakan bentuk kemampuan atau keterampilan memperoleh hasil dalam pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan organisasi. Karena itu, dalam manajemen mencakup konsep kepemimpinan, human relations (hubungan manusia), pengambilan keputusan, manusia, sarana, dan kerjasama.(Siagian, 1973 dalam Nasution, 2010:9). Dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajerial, seorang manajer bekerja dengan dan melalui orang lain yang ada di dalam organisasi serta orang diluar organisasi tempatnya berkarnya yang berperan secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai tujuan rganisasi. selain itu, manajer berperan sebagai saluran komunikasi dalam organisasi untuk saling membantu dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen (Tunggal, 1993:14).
Dalam manajemen kehumasan, fungsi pokok atau tahapan dalam manajemen meliputi fungsi perencanaan, yaitu menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang, yang diperlukan dan berapa jumlah biayanya; fungsi pengorganisasian, yaitu kegiatan membagi tugas pada orang yang terlibat dalam organisasi,; fungsi penggerakan; fungsi pengkoordinasian;fungsi pengarahan; dan fungsi pengawasan (Nasution, 2010:11-14). Seorang pejabat humas dalam suatu lembaga pendidikan haruslah memenuhi beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu memiliki kemampuan menganalisis suatu opini atau berbagai persoalan, mempengaruhi pendapat  masyarakat yang dihadapinya, menjalin hubungan yang baik antara lembaga pendidikan, kemampuan menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan pesan, informasi dan publikasi lainnya, melayani masyarakat sebaik mungkin, bersikap terampil dalam menerjemahkan kebijakan lembaga pendidikan dalam arti sempit dan mengaitkan dengan kebijakan pemerintah dalam arti luas, mendengar aspirasi masyarakat, memberikan motivasi pada pihak lain, dan lebih banyak menggunakan komunikasi lisan dan tulisan sebagai media penyampaian pesan dan informasi.
Adapun guna kelancaran pelaksanaan kegiatan program yang telah ditetapkan pejabat humas atau pimpinan pada lembaga pendidikan dilakukan dengan komunikasi (Nasution, 2010:15). Pentingnya komunikasi dalam kegiatan program pendidikan tersebut, maka dalam makalah ini perlu dibahas materi tentang sumber-sumber komunikasi untuk lebih memahami dan memahami beberapa masalah yang berkaitan dengan komunikasi.

B.             Topik Pembahasan
Adapun Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.          Hakikat Komunikasi
2.          Jenis-jenis komunikasi
3.          Sumber-sumber komunikasi
4.          Unsur komunikasi
5.          Fungsi komunikasi




BAB II
SUMBER KONTEN KOMUNIKASI

A.            Hakikat Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, communication, atau cmmunicare yang berarti membuat sama (to make common). Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu maksa, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut  (Mulyana, 2000:42).
Konseptualisasi komunikasi sebagaimana dikemukakan Wenburg dan Wilmot serta Sereno dan Bodaken dalam Mulyana (2004:61-62), setidaknya ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yaitu komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.
Komunikasi sebagai tindakan satu arah mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang atau suatu lembaga kepada seseorang atau sekelompok orang lainnya baik secara langsung maupun melalui media. Michael Bugon dalam Mulyana menyebut komunikasi ini sebagai definisi berrientasi sumber yaitu yang mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seserang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respons orang lain (2004:61).
Komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab akibat atau aksi reaksi yang arahnya bergantian. Komunikasi ini dipandang lebih dinamis dari pada kmunikasi sebagai tindakan satu arah (Mulyana, 2004:66).
Adapun Komunikasi sebagai transaksi menurut Mulyana pula merupakan komunikasi  yang tidak terbatas pada komunikasi yang disengaja atau respons yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah para pelakunya menyengaja atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan respon yang tidak dapat diamati (2004:67).
B.             Persepsi: Inti Komunikasi
Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan interpretasi adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. menurut Cohen dalam Mulyana (2004:167), persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representative bjek eksternal; persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada di luar sana. Persepsi disebut inti komunikasi karena jika persepsi kita tidak akurat, maka tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsi meliputi pengindraan (sensasi) melalui alat-alat indera, atensi dan interpretasi. Persepsi dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu persepsi terhadap lingkungan fisik, persepsi social, dan persepsi dan budaya.
Persepsi terhadap lingkungan fisik  sering mengalami ketidaksepakatan karena terkadang indera ‘menipu’ manusia. Latar belakang pengalaman, budaya, dan suasana psikologis yang berbeda juga dapat membuat persepsi terhadap suatu objek berbeda. Adapun persepsi social adalah menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian  yang dialami di sekitar kita. Persepsi social ini dapat dipengaruhi pengalaman, bersifat selektif, dugaan, evaluatif, dan kontekstual. Adapun persepsi dan budaya juga saling mempengaruhi, terutama agama, ideology, intelektualitas, tingkat ekonomi, pekerjaan mauun cita rasa (Mulyana, 2000:172-196)

C.             Sumber-sumber Konten Komunikasi
Pendidikan adalah sebuah ‘perusahaan’ publik. Hal ini berimplikasi bahwa masyarakat berhak untuk mengetahu apa saja yang terjadi di dalamnya.
Asumsi lain adalah bahwa dukungan moral dan keuangan dalam sekolah terjadi dengan melibatkan masyarakat. Keterlibatan tersebut mendorong masyarakat  untuk mengidentifikasi beberapa permasalahan bersama sekolah dan untuk menumbuhkan rasa ikut memiliki di dalamnya. Asumsi ketiga adalah bahwa sekolah sedang menghadapi sejumlah masalah serius dan metode pemecahan tradisinal yang tidak lagi memadai. Keterlibatan masyarakat ini dapat memberi dampak positif, misalnya praktek-praktek seperti tawar-menawar dengan karyawan secara individual, keputusan sepihak, membuat kebijakan pribadi yang otoriter dan tertutup rapat tidak lagi bisa diterapkan. Pernyataan ini berlaku sama untuk sekolah negeri dan swasta (Unruh & Willer, 1974:110).
Asumsi keempat adalah bahwa pemahaman tentang komunikasi yang tepat itu efektif dalam mengembangkan hubungan komunitas sekolah yang lebih baik. Komunikasi yang efektif dapat membawa sekolah dan masyarakat bekerja bersama-sama, atau menjembatani perbedaan antara keduanya. Asumsi kelima adalah bahwa relasi publik memiliki potensi dapat memperoleh dukungan masyarakat yang lebih luas sehingga instansi sekolah dapat memperleh beberapa keuntungan. Asumsi terakhir adalah bahwa di Amerika,  sekolah dan pendidikan akan menerima dukungan yang memadai jika masyarakat terus menerima informasi.
Untuk dukungan dan penguatan sekolah, perlu dicari sumber-sumber konten komunikasi. Di Michigan, Amerika, pada tahun 1975, surat kabar setempat menentukan jenis informasi yang mereka beritakan tentang sekolah-sekolah, dan juga disediakan rubrik yang dikhususkan untuk berita sekolah. Berita baik tentang sekolah ditulis dari sekian banyak berita buruk yang ada dalam surat kabar tersebut.
            Sekolah didirikan untuk rakyat, oleh rakyat, dan dari rakyat. Mengapa kemudian, bahwa berita sekolah begitu sedikit yang dipublikasikan? Satu jawaban yang mungkin adalah bahwa orang sekolah tidak tahu apa kepentingan publik. Hal ini juga mungkin bahwa sekolah lebih memilih untuk menyembunyikan cerita tentang nilai prestasi rendah, kerugian dalam pendaftaran, catatan kehadiran yang buruk, kecelakaan, statistik putus sekolah, perkelahian antara siswa dan berita tidak menyenangkan lainnya.
Menurut Laswell sebagaimana dikutip Mulyana (2000:62), sumber (source) kmunikasi disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoding), komunikator (communicator), pembicara (speaker), atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu Negara.
Sedangkan dalam draft kehumasan Kementerian Agama disebutkan bahwa sumber-sumber kehumasan antara lain:
1.          Kebijaksanaan umum
2.          Kebijaksanaan Operasional
3.          Peraturan perundang-undangan
4.          Hasil pelaksanaan kebijaksanaan umum dan operasional
5.          Hasil pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan
6.          Hasil pelaksanaan tugas lain yang berkaitan dengan tugas instansi
7.          Referensi lain sebagai sumber
8.          Petunjuk pimpinan
Adapun pejabat kehumasan atau pelaksana humas selaku komunikator harus memahami sumber-sumber komunikasi tersebut dan mengolahnya dalam bentuk pesan. Praktisi kehumasan dalam mencapai tujuan kehumasan harus memiliki:
1.          Kreatifitas suatu gagasan, pemikiran, atau ide-ide yang kreatif dalam melaksanakan program kerja humas
2.          Kemampuan sebagai konseptor dalam menyusun program kerja humas di lembaga pendidikan
3.          Kemampuan menguasai teknik komunikasi, baik lisan maupun tulisan dalam menyampaikan informasi atau pesan dari lembaga pendidikannya
4.          Kemampuan untuk mengatasi setiap permasalahan yang dihadapinya
Untuk mendapatkan dukungan dan antusiasme dari masyarakat, pihak sekolah harus mendengarkan apa yang mereka pikirkan tentang lembaga sekolah. Beberapa hal yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya:
1.          Apa yang telah dilakukan sekolah untuk anak-anak mereka?
2.          Apa yang sedang direncanakan sekolah agar lebih baik kedepannya?
3.          Bagaimanakah sekolah tersebut jika dibandingkan dengan sekolah lain?
4.          Bagaimanakah mata pelajaran diajarkan di sekolah?
5.          Apa saja yang dilakukan guru di sekolah?
6.          Berita-berita lain seperti proyek siswa, kesehatan, bimbingan, kisah sukses alumni dan lainnya (Unruh & Willer, 1974:115)
Adapun teknik komunikasi yang dapat dilakukan dalam hubungan masyarakat dengan sekolah, diantaranya:
1.          Konferensi atau pertemuan rutin
2.          Open house program
3.          Komunikasi telepn
4.          Kehadiran pihak sekolah dalam kegiatan kemasyarakatan
5.          Kehadiran parental pada acara sekolah
6.          Komentar-komentar dan pendapat siswa untuk guru dan administrator sekolah
7.          Surat menyurat
8.          Kontak informal dengan masyarakat seperti pengajian, kesempatan pertemuan, dan lainnya
9.          Pemberian respon pada laporan siswa
10.      Komunitas survey
Selain melalui media komunikasi, satu hal yang penting menurut adalah bahwa orang merupakan berita. Selain guru dan administrator, sekolah juga mempekerjakan penjaga sekolah, penjaga kantin, petugas kesehatan, perawat bangunan, sopir mobil sekolah dan tenaga kerja lain. Melalui orang-orang ini, pihak sekolah dapat memberitakan cerita membanggakan tentang sekolah, misalnya prestasi yang telah diraih, alumni yang membanggakan, dan berita lain. Cerita ini dapat membentuk dasar hubungan langsung dan hubungan masyarakat yang baik.
Demikian pula dengan rapat atau pengambilan keputusan sekolah perlu dilakukan secara terbuka, misalnya rapat komite sekolah maupun pengambilan kebijakan lain. Bila diperlukan, pertemuan tersebut dipublikasikan melalui koran sekolah, atau sarana publik lain agar masyarakat tahu alasan-alasan sekolah dalam menerapkan kebijakan-kebijakan untuk siswa maupun keputusan-keputusan yang diambil.  



D.            Unsur Komunikasi
Dalam suatu proses komunikasi terdapat tiga unsure yang mutlak harus dipenuhi. Setiap unsure dalam komunikasi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling bergantung satu sama lain. Menurut Lestari dan Maliki (206:6-8), unsure-unsur komunikasi yaitu:
1.          Komunikator. Komunikator atau sender/pengirim adalah orang yang menyampaikan isi pernyataan kepada komunikan. Komunikator bisa merupakan perorangan, kelompok, atau organisasi pengirim berita.
2.          Komunikan. Komunikan/receiver atau penerima adalah partner atau rekan dari komunikator yang berperan sebagai penerima berita.
3.          Chanel/saluran/media. Channel adalah saluran atau jalan yang dilalui feedback komunikan kepada komunikator yang digunakan oleh pengirim pesan.

E.             Fungsi Komunikasi
Menurut Mulyana (2000:5-39), fungsi-fungsi komunikasi adalah:
1.          Komunikasi Sosial
Komunikasi social mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun knsep diri, aktualisasi diri,, kelangsungan hidup, u ntuk mempertahankan kebahagiaan, dan menghindarkan ketegangan. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggta masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.
2.          Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif dapat menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan non verbal.
3.          Komunikasi Ritual
Kegiatan ritual memungkinkan para peserta suatu kelompok untuk berbagi komitmen emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka. Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif, Suatu komunitas biasanya melakukan upacara-upacara sepanjang tahun yang disebut oleh para antrpolog sebagai rites of passage.
4.          Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental dapat disebut membujuk atau bersifat persuasive. Komunikasi ini mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur.

F.              Jenis Komunikasi
Menurut Terry (1972) dalam Nasution (2010:15-16), dalam suatu manajemen terdapat lima jenis komunikasi dalam organisasi, yakni:
1.          Komunikasi Formal
Komunikasi formal adalah komunikasi yang dilakukan dalam jalur organisasi yang formal yang memiliki wewenang dan tanggung jawab, misalnya instruksi tertulis dan lisan sesuai prosedur
2.          Komunikasi non formal
Komunikasi non formal adalah komunikasi yang dilakukan diluar jalur formal secara fungsional misalnya hubungan pribadi dengan orang lain
3.          Komunikasi in formal
Komunikasi informal afalah komunikasi yang dilakukan karena terjadinya kontak hubungan antar manusia lebih dominant yang terkait dengan aspek-aspek kejiwaan, lebih sensitive, dan sentimental. Kmunikasi informal ini banyak dilakukan oleh pihak bagian kepegawaian untuk mengetahui aspek psikologis karyawan
4.          Komunikasi teknis
Komunikasi teknis adalah komunikasi yang bersifat teknis yang dapat dipahami oleh tenaga kerja tertentu.
5.          Komunikasi procedural
Komunikasi ini lebih dekat dengan komunikasi formal, misalnya pedoman teknis, peraturan lembaga pendidikan, dan lainnya.
G.            Efektifitas Komunikasi
Sedikitnya ada lima aspek yang harus dipahami untuk membangun kmunikasi yang efektif, yaitu kejelasan (charity), ketepatan (accuracy),  konteks (context), alur (flow), dan budaya (budaya).  Adapun strategi membangun komunikasi yang efektif menurut Lestari dan Maliki (2006:24-27) perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu mengetahui mitra bcara, mengetahui tujuan, memperhatikan konteks, mempelajari kultur,dan memahami bahasa.
Sedangkan komunikasi interpersonal dinyatakan efektif  apabila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsure, akan tetapi hubungan interpersonal merupakan  yang paling penting (Taylor, 1997, dalam Rakhmat (2000:118). Kegagalan komunikasi sekunder terjadi bila isi pesan dipahami tetapi hubungan antara komunikan menjadi rusak.. Setiap kali kita menyampaikan komunikasi, kita bukan hanya sekedar menyapaikan isi pesan, tetapi kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal, bukan hanya menentukan content tetapi juga relationship.
.

BAB III
PENUTUP

A.            Kesimpulan
Komunikasi dapat berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan. Komunikasi juga berarti berbagi (share), atau bertukar pendapat, perasaan, informassi dan sebagainya. Komunikasi memiliki fungsi untuk melangsungkan hidup diri sendiri dan kelangsungan hidup masyarakat.
Dalam menjalankan tugas manajerial lembaga sekolah, salah satunya diperlukan pelaksanaan tugas kehumasan. Seorang pranata humas dituntut untuk memiliki penguasaan dan penggunaan teknik komunikasi yang efektif agar pesan yang ingin disampaikan sekolah dapat diterima masyarakat dan memberi akibat yang positif.

B.             Saran
Sebagai seorang yang memiliki kepedulian terhadap keberhasilan proses pendidikan,  seyogyanya kita memahami dan menguasai beberapa aspek yang berkaitan dengan kelancaran prses pendidikan, diantaranya aspek kmunikasi.






Daftar Pustaka

Draft Kehumasan Kementerian Agama Republik Indnesia,  disampaikan dalam seminar Kehumasan di Agro Wisata Hotel, Malang tanggal 16-17 Desember 2010

Fajar, Marhaeni. 209.  Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu

Lestari, Endang & MA Maliki. 2006. Komunikasi yang Efektif. Jakarta: Lembaga Admnistrasi Negara RI

Mulyana, Dedi. 2000. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, Zulkarnain. 2010. Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan. Malang: UMM Press

Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Unruh, Adolph & Willier, Robert A. 1974. Public Relations For School. California: Fearon Publishers Belmont

Tidak ada komentar:

Posting Komentar